Sunday, February 14, 2010

Disaat majority sebagai pengarah opini.

Akhir-akhir ini cukup banyak komunitas baru bermunculan beserta seabrek kegiatan dan rutinitasnya. Komunitas bukan hal yang baru bermunculan setahun atau dua tahun terakhir ini, bahkan komunitas telah ada puluhan tahun yang lalu disaat Brand Harley Davidson mulai beranjak naik dan digilai penggunanya. Lambat laun mereka mulai membentuk kesukuan dimana bahasa kerennya "Tribes", komunitas ekslusif yang membedakan mereka dengan lainnya dengan beragam atributnya. Sedikit demi sedikit mereka mulai menarik anggota baru dan mempengaruhi opini pecinta/pengendara dan masyarakat awam tentang Harley Davidson. Dan akhirnya setiap orang ingin memiliki dan mengendarai Harley Davidson.

Oke sekarang kita lihat fenomena yang satu ini.
Bersepeda sebenernya bukan olah raga baru di Indonesia, tapi entah kenapa 2 tahun terakhir menjadi cukup booming hingga ada kampanye "bike to work". Dimana-mana orang mulai membicarakan sepeda, sepeda dan sepeda. Antara satu orang dan lainnya saling mempengaruhi untuk bersepeda atau membeli sepeda, dengan alasan hidup sehat Go Green dan sejuta alasan lainnya. Komunitas sepeda pun mulai banyak bermunculan salah satunya yang saya tahu bikeberry, komunitas pengguna sepeda serta pengguna blackberry yang blend menjadi satu. Namun klo kita tinjau ulang sepeda ini hanya salah satu trend lifestyle yang sedang hip saja. Mereka membeli sepeda dengan alasan untuk olah raga atau hidup sehat, namun alasan yang tidak mereka sadari atau mereka tidak mau mengakui, adalah inginnya mereka diakui pada sebuah komunitas tertentu.


Kekuatan mempengaruhi orang dengan opini yang bersifat majority, sedikit demi sedikit mulai men-drive opini orang yang minority. Seperti kemarin tiba-tiba teman menelepon dan bertanya-tanya tentang sepeda dan speknya, ternyata di akhir pembicaraan dia ingin membeli sepeda dan pingin join untuk bersepeda. Disadari atau tidak sepeda telah menjadi bagian dari lifestyle, yang bermula dari obrolan beberapa orang saja dan telah menjadi virus. Jadi inget buku Tipping Point yang membahas tentang 3 karakter manusia yaitu maven, connector dan salesman, yang mampu membuat sesuatu menjadi trend. Atau seperti kata atasan saya dia sering berbicara mengenai "Weapon of Influence", sebuah ilmu atau senjata untuk meng-influence orang lain disadari atau tanpa disadari.

Nah sebenernya apa saja poin yang mempengaruhi sepeda menjadi trend, siapa yang mengklaim sepeda menjadi salah satu trend?
Apakah memang manusia suka berkumpul dan bersosialisasi, atau memang ini salah satu strategi marketing yang disebut "community marketing" yang tanpa kita sadari. Atau memang benar-benar memang hanya untuk berolahraga.

No comments: