Thursday, May 29, 2008

jakarta oh jakarta

Jam tangan menunjukkan pukul 08.00, dengan menggunakan bis kujelajahi jalanan di Ibukota. Perjalanan yang memakan waktu sejam, membuat saya puas melihat pemandangan gedung bertingat di luar jendela.

Gedung bertingkat terlihat megah dari atas tol, pemandangan yang kontras pun tampak di bawah jembatan tol. Perumahan liar yang tidak layak huni begitu mendominasi, berdiri dengan papan kayu dan tidak jelas bentuknya. Keluarga-keluarga miskin pun hidup didalamnya. Jangankan bermimpi tentang membeli beras, (barang mahal itu?) makan apa besok saja mereka tidak berani memimpikan. Saluran air bersih pun tidak tampak dimanapun, hanya mengandalkan air kali yang berwarna kecoklatan terkena limbah pabrik (Oh... tolong.... berikan mereka sedikit harapan hidup agar bisa bermimpi.)


revolusibudaya.wordpress.com

Blok M akhirnya perjalanan selama sejam berakhir. Tapi apakah pemandangan yang tidak menyedapkan akan ikut berakhir? Tidak kayanya. Gambaran kehidupan masyarakat Jakarta yang kurang beruntung akan selalu terlihat di pinggiran, di tengah kota bahkan di sela-sela gedung perkantoran yang megah. Pemandangan yang bikin dada sesak serta emosi jiwa. Rasanya ingin memaki (jancok...) semua orang yang meributkan tentang hal-hal ga penting, ribut tentang jalanan yang macet hingga pakaian yang tidak pas dipakai ke kantor.

Di satu sisi saya melihat pemandangan pekerja kantoran. Berangkat bekerja dengan menggunakan mobil, motor, busway bahkan angkutan kota. Kondisi jalanan yang macet membuat mereka menyetir dengan cara yang out of the box. (ugal-ugalan) Cara menyetir ugal-ugalan kayanya sudah menjadi pemandangan yang biasa terjadi di jalanan kota Jakarta.


astradewi.files.wordpress.com

Beberapa pekerja kantoran pun turun dari angkutan kota, segeralah trotoar di pinggiran jalan Sudirman menjadi penuh sesak. Pekerja kantoran yang berjalan dengan cepat, tampak beberapa dari mereka bahkan berlarian memasuki gedung perkantoran yang megah dan menjulang. Tidak cukup hanya berlari masuk ke dalam gedung, mereka pun berebut masuk ke dalam lift. Itupun kadang ga tendeng aling-aling udah jelas ada wanita dan orang tua, ga tau istilah ladies firts tuh orang-orang ya? (apa saya yang kolot?)

Di seberang jalan saya melihat sekumpulan mahasiswa berteriak-teriak menuntut turunnya harga BBM. Tak jarang mereka memaki, melempar bahkan membakar ban bekas. Mobil dan se-pasukan polisi pun terlihat, bentrokan antara mahasiswa dan polisi pun tak terhindarkan. Menambah keruwetan jalanan di Jakarta yang semakin menggila.

Haripun menginjak siang.
Oh sudah waktunya jam makan s
iang?, jalan pun kembali dipenuhi kendaraan yang berlomba-lomba keluar dari gedung perkantoran. Beberapa orang perlente dengan setelan jas dan beberapa wanita cantik, tampak mulai memenuhi restoran, kedai kopi ala barat hingga warteg di kaki-kaki gedung perkantoran. Makan siang pun kayanya ga bisa tenang ya orang-orang ini?

Tak terasa telah berjalan seharian, jam menunjukkan pukul 16.30 dimana biasanya para pekerja kantoran mulai terlihat mengantri angkutan umum. Bis kota, metromini, busway dan shelter-shelter-nya pun mulai penuh sesak didominasi oleh pekerja kantoran.


www.panyingkul.com

Kendaraan-kendaraan mewah pun mulai keluar dari sarangnya dan memenuhi setiap sudut jalan Jakarta. Semakin cepat mereka keluar gedung semakin cepat pula mereka mengisi ruang-ruang kosong di jalanan yang mulai merebak macet. Lampu-lampu kota menyala menyambut para pengguna jalan, menambah meriah suasana jalan kota Jakarta.

gallery.thestar.com

Sebagian mereka lebih memilih menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di mall, entah sekedar nongkrong di kafe, makan malam atau bahkan menyelesaikan pekerjaan untuk besoknya. Menunggu reda badai di seluruh jalan raya kota Jakarta.
Hari semakin malam, jalan pun mulai surut dengan kesibukan para pengguna jalan.

Dari pengalaman seharian akhirnya saya paham kenapa banyak orang stress tinggal di ibukota.

Lingkungan yang keras menuntut mereka berusaha lebih keras dari yang seharusnya, sudah tidak terasa jiwa (perasaan) manusiawi dalam menikmati hidup di tengah rimba gedung bertingkat.
Hanya robot yang terjebak di dalam rutinitas keseharian


gettyimages.com

Selamat malam Jakarta!


No comments: