Gedung bertingkat terlihat megah dari atas tol, pemandangan yang kontras pun tampak di bawah jembatan tol. Perumahan liar yang tidak layak huni begitu mendominasi, berdiri dengan papan kayu dan tidak jelas bentuknya. Keluarga-keluarga miskin pun hidup didalamnya. Jangankan bermimpi tentang membeli beras, (barang mahal itu?) makan apa besok saja mereka tidak berani memimpikan. Saluran air bersih pun tidak tampak dimanapun, hanya mengandalkan air kali yang berwarna kecoklatan terkena limbah pabrik (Oh... tolong.... berikan mereka sedikit harapan hidup agar bisa bermimpi.)
Blok M akhirnya perjalanan selama sejam berakhir. Tapi apakah pemandangan yang tidak menyedapkan akan ikut berakhir? Tidak kayanya. Gambaran kehidupan masyarakat Jakarta yang kurang beruntung akan selalu terlihat di pinggiran, di tengah kota bahkan di sela-sela gedung perkantoran yang megah. Pemandangan yang bikin dada sesak serta emosi jiwa. Rasanya ingin memaki (jancok...) semua orang yang meributkan tentang hal-hal ga penting, ribut tentang jalanan yang macet hingga pakaian yang tidak pas dipakai ke kantor.
Di satu sisi saya melihat pemandangan pekerja kantoran. Berangkat bekerja dengan menggunakan mobil, motor, busway bahkan angkutan kota. Kondisi jalanan yang macet membuat mereka menyetir dengan cara yang out of the box. (ugal-ugalan) Cara menyetir ugal-ugalan kayanya sudah menjadi pemandangan yang biasa terjadi di jalanan
astradewi.files.wordpress.com
Beberapa pekerja kantoran pun turun dari angkutan kota, segeralah trotoar di pinggiran jalan Sudirman menjadi penuh sesak. Pekerja kantoran yang berjalan dengan cepat, tampak beberapa dari mereka bahkan berlarian memasuki gedung perkantoran yang megah dan menjulang. Tidak cukup hanya berlari masuk ke dalam gedung, mereka pun berebut masuk ke dalam lift. Itupun kadang ga tendeng aling-aling udah jelas ada wanita dan orang tua, ga tau istilah ladies firts tuh orang-orang ya? (apa saya yang kolot?)
Oh sudah waktunya jam makan siang?, jalan pun kembali dipenuhi kendaraan yang berlomba-lomba keluar dari gedung perkantoran. Beberapa orang perlente dengan setelan jas dan beberapa wanita cantik, tampak mulai memenuhi restoran, kedai kopi ala barat hingga warteg di kaki-kaki gedung perkantoran. Makan siang pun kayanya ga bisa tenang ya orang-orang ini?
Tak terasa telah berjalan seharian, jam menunjukkan pukul 16.30 dimana biasanya para pekerja kantoran mulai terlihat mengantri angkutan umum. Bis kota, metromini, busway dan shelter-shelter-nya pun mulai penuh sesak didominasi oleh pekerja kantoran.
www.panyingkul.com
Sebagian mereka lebih memilih menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di mall, entah sekedar nongkrong di kafe, makan malam atau bahkan menyelesaikan pekerjaan untuk besoknya
Hari semakin malam, jalan pun mulai surut dengan kesibukan para pengguna jalan.
Dari pengalaman seharian akhirnya saya paham kenapa banyak orang stress tinggal di ibukota.
Hanya robot yang terjebak di dalam rutinitas keseharian
No comments:
Post a Comment